Ribet


Wah.. udah hampir seminggu gak posting tulisan baru, kangen juga ngeblog lagi.
Seminggu ini lagi konsen nyusun proposal penelitian. Tanggal 15 besok terakhir pengumpulan berkas. Sudah semingguan ini tidurku minimalis banget. Alhamdulillah dari kemaren, urusan udah beres. Ketik-ketik, jilid-jilid, minta tandatangan sana sini, bakar CD, siiipp... urusan ok. Besok bisa dikirim.

Tapi...
Karena penyerahan berkas ini harus kolektif, maka akupun mesti terlibat sangat dalam untuk membereskan segala urusan. Kenapa ya, klo urusan yang bareng-bareng begini, selalu saja gak bisa jadi orang yang terima beres. Udah diseting-seting untuk menghindar tapi akhirnya kena juga. Kadang kesel juga, kenapa mesti jadi sibuk sendiri. Tapi yeeaaah gakpapalah itung-itung amal, toh aku juga punya kepentingan disitu.

Nah, diantara berbagai kerumitan dan keribetan urusan itu, ada hal yang sangat-sangat aku sesali. Terjadi miss persepsi, miss understanding dan miss miss lainnya (yang pasti bukan miss univers laaah..)
Entahlah, sulit aku jelaskan, sulit pula dideskripsikan apa sebenarnya yang menjadi masalah. Apa pula yang menjadi kendala...

Sehingga muncul kemarahan, kekesalan dan kebencian "oknum-oknum" tertentu.
Bingung niiih...
Apa salahnya membagi informasi yang memang sama2 dibutuhkan, yang notabene informasi itu bisa di download oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Apa salahnya kalo semua menjadi lebih cepat, efisien dan sederhana. Apa salahnya kalau membantu memfasilitasi untuk mempermudah kepentingan bersama. Dengan demikian urusanku pun menjadi lebih lancar. Meskipun sebenernya gak niat banget merepotkan diri begitu.. Pusing jadinya....

Intinya,
Sebenarnya tidak ada yang harus dipermasalahkan, tidak ada yang harus ditakutkan. Setiap orang berhak melakukan ikhtiarnya, dan Allah lah yang mengatur rezekinya.
Kebersihan hati benar-benar harus dijaga, keihlasan harus benar-benar dipertahankan dalam menghadapi situasi seperti ini. Kalau setiap orang bisa berbesar hati, dan sedikit merendahkan hati, aku yakin tidak akan terjadi kesalahpahaman seperti itu.

Yaaahh.... ternyata niat baik tidak selalu disambut dengan baik.
Cara yang baik pun kadangkala diartikan berbeda. Hal-hal seperti ini kadangkala membuat kapok n trauma untuk melakukan sesuatu. Seringkali aku berpikir, diam dan fakum untuk menghindari konflik adalah jalan terbaik. Capek hati rasanya..
Hanya keyakinanlah yang menguatkan bahwa amal dan kejahatan tidak akan pernah tertukar. Semua memiliki ukuran dan nilai masing-masing.

Keep smile...