Distributive and Procedural Justice


Keadilan Distribusi (Distributive Justice) Persepsian

Distributive Justice diturunkan dari Equity Theory (Adams, 1965). Premise equity theory mengemukakan bahwa seseorang cenderung untuk menilai status sosial mereka dengan penghasilan seperti rewards dan sumberdaya yang mereka terima (Greenberg, 1987). Pandangan lain mengenai keadilan distribusi mengacu pada kewajaran terhadap aktual outcome seperti beban kerja, penghasilan dan lain-lain yang diterima oleh seorang pekerja (Gilliland, 1993; Adams, 1965). Hal ini menunjukkan bahwa respon sikap dan perilaku terhadap penghasilan berkaitan dengan penghasilan yang didasarkan pada persepsi mengenai keadilan (Walster et al., 1978).

Pendapat mengenai distributive justice terbentuk ketika suatu kelompok membandingkan penghasilan mereka dengan pihak lain (Anderson et al., 1969). Teori relative deprivation (Crosby, 1976) yang merupakan bagian dari distributive justice mengemukakan bahwa dalam konteks organisasi, individu membandingkan pembagian alokasi sumberdaya untuk mereka dengan pembagian untuk pihak lain. Persepsi selanjutnya terhadap ketidakcukupan (relative deprivation) dapat menyebabkan reaksi turunnya kepuasan dan mengurangi kinerja seseorang atau kelompok.

Keadilan Prosedural (Procedural Justice) Persepsian

Teori keadilan prosedural menguji pengaruh prosedur pengambilan suatu keputusan terhadap sikap dan perilaku (Walker, et al., 1974). Thibaut dan Walker (1975) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan dapat sangat berpengaruh terhadap penerimaan mengenai hasil suatu keputusan. Oleh karena itu, ada kalanya seseorang tidak setuju dengan hasil suatu keputusan tetapi dapat menerima keputusan tersebut karena proses pengambilan keputusan yang dilakukan dengan adil. Dalam hal ini, proses yang adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi.

Satu konstruk penting dalam teori keadilan prosedural adalah “process control” atau “voice effect” (Folger, 1977). Diberikannya kesempatan kepada bawahan untuk mengemukakan keinginan, opini, pandangan dan preferensi mereka sebelum suatu keputusan dibuat akan dapat meningkatkan pengertian mereka tentang proses yang adil (Brett, 1986). Secara psikologis, voice effect memberikan suatu perasaan bagi bawahan bahwa mereka turut mengendalikan hasil suatu keputusan. Penelitian terhadap orientasi pengendalian ini telah di uji di berbagai setting eksperimen yang hasilnya menunjukkan kecenderungan terhadap voice effect (Lindquist, 1995). Hal ini terutama terjadi ketika bawahan diperbolehkan berpendapat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga sikap (seperti proses yang adil, kepuasan akan hasil, dan komitmen dengan hasil) dan respon perilaku dapat secara positif meningkat (Hunton & Beeler, 1997).

Sumber: Yusnaini. 2007. Peran Keadilan dan Manfaat Persepsian Terhadap Tingkat Kepuasan dan Komitmen Karyawan Departemen Akuntansi (Studi Eksperimental). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi X. Juli 2007. Makasar.

Ribet


Wah.. udah hampir seminggu gak posting tulisan baru, kangen juga ngeblog lagi.
Seminggu ini lagi konsen nyusun proposal penelitian. Tanggal 15 besok terakhir pengumpulan berkas. Sudah semingguan ini tidurku minimalis banget. Alhamdulillah dari kemaren, urusan udah beres. Ketik-ketik, jilid-jilid, minta tandatangan sana sini, bakar CD, siiipp... urusan ok. Besok bisa dikirim.

Tapi...
Karena penyerahan berkas ini harus kolektif, maka akupun mesti terlibat sangat dalam untuk membereskan segala urusan. Kenapa ya, klo urusan yang bareng-bareng begini, selalu saja gak bisa jadi orang yang terima beres. Udah diseting-seting untuk menghindar tapi akhirnya kena juga. Kadang kesel juga, kenapa mesti jadi sibuk sendiri. Tapi yeeaaah gakpapalah itung-itung amal, toh aku juga punya kepentingan disitu.

Nah, diantara berbagai kerumitan dan keribetan urusan itu, ada hal yang sangat-sangat aku sesali. Terjadi miss persepsi, miss understanding dan miss miss lainnya (yang pasti bukan miss univers laaah..)
Entahlah, sulit aku jelaskan, sulit pula dideskripsikan apa sebenarnya yang menjadi masalah. Apa pula yang menjadi kendala...

Sehingga muncul kemarahan, kekesalan dan kebencian "oknum-oknum" tertentu.
Bingung niiih...
Apa salahnya membagi informasi yang memang sama2 dibutuhkan, yang notabene informasi itu bisa di download oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Apa salahnya kalo semua menjadi lebih cepat, efisien dan sederhana. Apa salahnya kalau membantu memfasilitasi untuk mempermudah kepentingan bersama. Dengan demikian urusanku pun menjadi lebih lancar. Meskipun sebenernya gak niat banget merepotkan diri begitu.. Pusing jadinya....

Intinya,
Sebenarnya tidak ada yang harus dipermasalahkan, tidak ada yang harus ditakutkan. Setiap orang berhak melakukan ikhtiarnya, dan Allah lah yang mengatur rezekinya.
Kebersihan hati benar-benar harus dijaga, keihlasan harus benar-benar dipertahankan dalam menghadapi situasi seperti ini. Kalau setiap orang bisa berbesar hati, dan sedikit merendahkan hati, aku yakin tidak akan terjadi kesalahpahaman seperti itu.

Yaaahh.... ternyata niat baik tidak selalu disambut dengan baik.
Cara yang baik pun kadangkala diartikan berbeda. Hal-hal seperti ini kadangkala membuat kapok n trauma untuk melakukan sesuatu. Seringkali aku berpikir, diam dan fakum untuk menghindari konflik adalah jalan terbaik. Capek hati rasanya..
Hanya keyakinanlah yang menguatkan bahwa amal dan kejahatan tidak akan pernah tertukar. Semua memiliki ukuran dan nilai masing-masing.

Keep smile...

Pusiiiingggg...


Hari ini pusing banget kepalaku, apa karena laper ya he...he... secara hari ini puasa dengan sahur yang sangat minimalis. Untung kelas pagi udah beres. Jadi pusingnya gak mengganggu aktivitas kelas.

HHmmm... padahal mesti kerja sampe malem nih. Masih ada 2 kampus lagi yang mesti dikunjungi. Kadang-kadang males banget mo melompat sana sini, Pengennya sih bisa konsentrasi di satu titik aja.. Tapi kelasnya nge-full, biar salarynya juga full he..he...

Klo dipikir-pikir repot juga jadi dosen terbang, kata temen2 thawaf keliling kota, kadang-kadang bingung sama mahasiswanya n mata kuliahnya nya. Klo pas mhs telpon tuh mesti jelas-jelas kasih identitas diri, klo gak, bakal bingung tuh. Terkadang juga lupa dengan jadwal ujian, eh pernah udah janji mid tes sm mhasiswanya tapi soal nya gak siap, kan jadi malu tuuuhh....

Yeeahhh.... dinikmatin aja deh, ini adalah pilihan karir yang aku sukai. Tentu saja aku juga harus manut dengan segala konsekuensinya.

Kapitalisme dan Ketamakan


Kapitalisme seringkali diasosiasikan dengan pelit, perilaku mementingkan diri sendiri, tetapi apakah ini hanya merupakan tuduhan? Para peneliti telah menjalankan beberapa variabel dalam penelitian berikut. Dua pemain yang dipilih secara acak yang saling tidak mengenal ditempatkan di ruangan yang berbeda. Pemain pertama diberikan $100 dan diminta untuk membagi uangnya, berapa pun, dengan pemain kedua. Pemain pertama dapat mengajukan pembagian $100/$0, $80/$20, $50/$50, atau kombinasi yang lain. Meskipun demikian, dalam aturan percobaan, pemain kedua diperbolehkan menolak tawaran dan dalam hal ini, kedua pemain tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dimainkan hanya sekali untuk setiap pasangan pemain.

Apa yang dilakukan oleh orang yang tamak? Pemain pertama yang tamak dan pelit beralasan bahwa pemain kedua akan bersedia menerima penawaran yang sekecil mungkin, katakanlah $10, karena $10 sudah lebih baik daripada tidak sama sekali. Meskipun demikian, dalam pengulangan percobaan, oang yang berperan sebagai pemain pertama biasanya jauh lebih berbaik hati daripada contoh ekstrem tersebut, dan orang yang berperan sebagai pemain kedua kadang menolak tawaran yang kecil, meskipun keduanya akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Lebih menarik lagi, respons antarkultur ternyata berbeda.

Ketika percobaan dilakukan pada petani dari Hamilton, Missouri, pemain pertama menawarkan rata-rata $48-sangat dekat dengan pembagian 50/50. Sebaliknya, rata-rata yang ditawarkan oleh pemain pertama dari suku Indian Quichua di Peru hanya $25. Indian Quichua merupakan subsistem dari masyarakat yang bertani dengan sistem tebas bakar (slash-and-burn)dengan sedikit perdagangan, sementara petani Hamilton, Missouri, hidup dalam perekonomian pasar kapitalis yang sangat berkembang. Percobaan ini juga diulang dibeberapa komunitas di seluruh dunia, dan secara konsisten menghasilkan kesimpulan bahwa ketamakan (rata-rata sedikit bagian yang ditawarkan oleh pemain pertama) diasosiasikan dengan masyarakat bukan pasar, prakapitalis. Sebaliknya, secara umum pada masyarakat yang berada di ekonomi lokal yang telah berkembang, tawaran pemain pertama mendekati pembagian 50/50.

Tidak jelas apa penyebab dan akibatnya. Apakah pasar membuat orang bertindak lebih tidak tamak atau penindasan dari ketamakan yang dibutuhkan sebagai prasyarat ekonomi pasar yang telah berkembang? Pada setiap tingkatan, ketamakan yang berlebihan kelihatannya lebih merupakan ciri dari orang yang hidup dalam masyarakat yang kurang berkembang, prakapitalis, daripada mereka yang hidup dalam perekonomian yang sudah berkembang.

Sumber : David Wessel. "Capital: The Civilizing Effet of The Market". The Wall Street Journal. 24 Januari 2002. Hal. A1.

Di Mana Anda Hendak Bekerja?


Akhir-akhir ini semua eksekutif mengklaim bahwa perusahaan mereka memilikistandar etika yang tinggi; tetapi tidak semua eksekutif menjalankan apa yang mereka katakan. Karyawan biasanya mengetahui kapan eksekutif puncaknya mengatakan suatu hal dan melakukan hal yang lain, dan mereka juga tahu perilaku tersebut merugikan pihak lain. Bekerja di perusahaan di mana manajemen puncaknya hanya memberikan sedikit perhatian pada aturan etikanya sendiri menjadi sangat tidak menyenangkan. Beberapa ribu karyawan di berbagai organisasi telah ditanya apakah mereka bersedia merekomendasikan perusahaannya untuk karyawan yang prospektif. Secara keseluruhan, 66% mengatakan mereka bersedia. Diantara mereka yang mempercayai bahwa manajemen puncak selalu berusaha untuk memenuhi standar etika perusahaan yang telah ditetapkan, jumlah yang merekomendasikan melonjak menjadi 81%. Tetapi, diantara mereka yang yakin bahwa manajemen puncak tidak memenuhi standar etika perusahaan yang telah ditetapkan, jumlah yang merekomendasikan hanya sebesar 21%.

Sumber: Jeffery L. Seglin. "Good for Goodness' Sake". CFO. Oktober 2002. Hal. 75-78.

Kisah "Chainsaw" Mengenai Etika


Al Dunlap dijuluki eksekutif yang mampu membuat semuanya mungkin dan memiliki spesialisasi untuk membenahi perusahaan-perusahaan sekarat. Dia memiliki pernyataan yang sangat sensasional "Jika kamu butuh teman, belilah Anjing. Saya sudah punya dua". Akhirnya praktik menyimpang dari taktik bisnisnya mulai terungkap sesudah kekacauan yang terjadi di Sunbeam. Sunbeam adalah perusahaan yang ia ambil alih dan duduk sebagai CEO tetapi dua tahun kemudian ditinggalkan dengan kondisi berantakan. Pada awalnya, ia mampu menunjukkan kinerja perbaikan yang konsisten di Sunbeam, tetapi trik yang digunakan akhirnya ketahuan juga. John A. Byrne menggambarkan apa yang telah terjadi:

"Menginjak kuartal keempat, ketika semakin sulit untuk memenuhi target laba, teknik dan pendekatan baru digunakan. Pendekatan tersebut pada dasarnya menyimpang. Cara tersebut diberi nama "Penugasan". Kersh (CFO Sunbeam) dan Dunlap mengumpulkan para eksekutif dan meminta masing-masing untuk menggunakan angka yang telah dipersiapkan dalam menjalankan bisnisnya. Jika ada kekurangan di satu sisi akan ditutupi dengan meminta bagian lain untuk melakukan perubahan sehingga target-target yang disampaikan Dunlap kepada Wall Street dapat terpenuhi.

"Mereka akan mengatakan, "AKu tidak peduli terhadap rencanamu. Aku juga tidak peduli atas hasil bulan lalu", ujar Dixon Thayer, kepala penjualan internasional. "Kami minta Anda untuk menggunakan angka ini". Russ (Kersh) akan memberi angka penjualan dan laba dan mengatakan..... hidupmu akan tergantung pada angka tersebut. "Angka-angka itu sangat tidak berdasar dan tidak masuk akan".

Untuk mempertahankan pekerjaan mereka, beberapa manajer Sunbeam mulai melakukan berbagai penyimpangan. Komisi yang mestinya dibayarkan kepada para agen penjualan mulai tidak dibayar.... Menjelang musim liburan, usaha untuk memoles angka tersebut menjadi semakin sulit..... Perusahaan menawarkan barang kepada toko-toko eceran enam bulan sebelum mereka membutuhkannya. Para pemilik toko eceran tidak harus membayar ataupun mengambil barang tersebut selama enam bulan.

Dengan tata cara yang seringkali aneh dalam interpretas akuntansi, Kersh jarang bertindak secara konservatif selama menjabat sebagai CFO di Sunbeam. Dia selalu membusungkan dada dan menunjukkan bahwa dialah "pusat laba terbesar" perusahaan. Dalam pertemuan para eksekutif, Dunlap mengatakan: "Jika bukan karena Russ dan tim akuntansi, kita ini bukanlah apa-apa". Beberapa eksekutif mendengar Dunlap menyuruh bawahannya "Gunakan angka itu, dan Russ akan menutupinya".

Daeirda DenDanto, saat itu berusia 26 tahun, baru saja dipekerjakan di departemen internal audit perusahaan, mengungkapkan praktik menyimpang yang dilakukan perusahaan, tetapi tidak ada tindak lanjut dari rekomendasi yang dibuatnya. Akhirnya dia mengundurkan diri setelah gagal mengungkap praktik kotor perusahaan. Beberapa bulan berikutnya, praktik menggelembungkan laba tersebut terungkap, dan terjadi kehebohan di dewan direktur. Kerugian perusahaan pada tahun tersebut mencapai $1 miliar dan harga saham terperosok ke $6 per lembar dari sebelumnya $53 per lembar. Perusahaan dan seluruh karyawan harus menanggung kerugian tersebut.

Sumber: John A. Byrne. "Chainsaw: He Anointed Himself America's Best CEO. But Al Dunlap Drove Sunbeam into Ground". Business Week. 18 Oktober 1999. Hal: 128-149.

Hilangnya Panutan


Beberapa pihak berargumen bahwa perubahan peran akuntan manajemen dan CFO telah menjadi terlalu jauh dalam beberapa tahun terakhir. Don Keough, mantan eksekutif Coca_Cola, menyatakan bahwa, "Pada saat itu, CFO pada dasarnya adalah pemikir, pintar dan sempurna. Membawakan berita baik bukanlah fungsi dari mereka. Mereka adalah pembica yang jujur".

Tapi semua itu berubah di akhir tahun 1990-an di beberapa perusahaan. CFO menjadi juru bicara perusahaan, mengarahkan analis saham dalam perkiraan keuntungan kuartalan- dan meyakinkan bahwa perkiraan keuntungan tersebut telah disesuaikan dengan segala hal yang dirasa perlu, termasuk trik akuntansi, dana dalam beberapa kasus kecurangan yang terjadi.

CFO di beberapa perusahaan seperti Enron yang diklaim terlibat dalam praktik korupsi menjadi tertuduh dan ditahan oleh pihak yang berwajib. Apa yang dibutuhkan? Integritas diri yang lebih besar dan berkurangnya tekanan untuk memenuhi estimasi laba kuartalan.

Sumber: Jeremy Kahn. "The Chief Freaken Out Officer". Fortune. 9 Desember 2002. Hal: 197-202.

Kendala Merupakan Kunci


Pabrik Lessines milik Baxter International membuat produk medis berupa kantong steril. Manajemen perusahaan tahu benar bahwa mereka harus aktif mengelola kendala yang dihadapi. Sebagai contoh, pada saat perusahaan mengalami kendala bahan baku, manajemen akan mencari pemasok lain dan membeli bahan baku dari mereka, meskipun harus membeli dengan harga lebih mahal.

Ketika mesin menjadi, mereka sering menambahkan shift pada akhir minggu atas mesin tersebut. Jika mesin tertentu menjadi kendala yang sangat besar, dan manajemen telah kehabisan akal untuk menggunakan mesin tersebut secara lebih efektif, mereka akan membeli kapasitas tambahan.

Sebagai contoh jika sebuah mesin pres plastik menjadi kendala, maka mesin pres plastik yang baru akan dibeli. Bahkan sebelum mesin pres tersebut datang, manajemen telah memutuskan bahwa dalam rangka menambah kapasitas kendala berikutnya ada pada mesin adonan. Oleh karenanya mereka telah menyusun rencana untuk merancang mesin adonan baru. Dengan selalu memikirkan dan berfokus pada kendala yang dihadapi, pihak manajemen akan mampu meningkatkan kapasitas sesungguhnya dengan harga serendah mungkin.

Sumber: Eric Noreen, Debra Smith, dan James Mackey. "The Theory of Constraints and Its Implications for Management Accounting. Hal. 67.

Perhatikan Darimana Anda Memotong Biaya


Di sebuah rumah sakit, ruang gawat darurat menjadi sangat berantakan sehingga perlu ditutup untuk umum dan pasien selama lebih dari 36 jam dalam sebulan. Setelah diselidiki, kendalanya bukan pada ruang gawat darurat itu sendiri, melainkan pada staf kebersihan.

Untuk menghemat biaya, manajer di rumah sakit tersebut telah memecat petugas kebersihan. Kondisi ini mengakibatkan kondisi bottleneck pada ruang gawat darurat karena ruangan tidak cepat dibersihkan, sehingga karyawan ruang gawat darurat tidak dapat menolong pasien baru.

Menghentikan beberapa pekerja dengan gaji paling murah dari rumah sakit ternyata malah membuat beberapa karyawan rumah sakit yang bergaji tinggi dan peralatan rumah sakit yang sangat mahal menjadi menganggur.

Sumber: Tracey Burton-Houle. "AGI Continues to Steadily Make Advances With the Adaptation of TOC into Healthcare".

Kelemahan Just In Time


Sistem JIT memiliki beberapa keunggulan, tetapi sangat rentan terhadap gangguan pasokan bahan. Lini produksi dengan cepat menjadi macet begitu ada komponen penting yang tidak tersedia. Toyota yang menjadi pelopor sistem JIT juga mengalami bahwa ini adalah hal yang sangat sulit.

Pada hari Sabtu, pabrik Aisin Seiki Company yang berlokasi di prefektur Aichi yang menjadi pemasok rem bagi Toyota terbakar, sehingga pasokan bagi Toyota terhenti. Pada hari Selasa, Toyota terpaksa harus menghentikan seluruh aktivitas perakitannya. Ketika bagian yang rusak berhasil diperbaiki, Toyota telah kehilangan penjualan sebesar $15 miliar.

Sumber : "Toyota to Recalibrate' Just In Time". International Herald Tribune. 8 Februari 1997. Hal: 9.

Canon Menuju Selular


Canon telah sepenuhnya mengganti proses produksinya dalam pabrik mesin fotocopi, tidak lagi menggunakan sistem ban berjalan dan penggunaan peralatan berat yang sebelumnya merupakan inti dari lini perakitan. Canon telah menggantinya dengan mengadopsi sistem produksi sel dengan tim kecil yang terdiri atas enam pekerja yang berkonsentrasi pada pengembangan mesin fotocopi tipe tunggal. Tidak lagi dipasang permanen di lantai, peralatan produksi kini lebih ringan dan lebih ringkas, dan dapat diubah ke bentuk konfigurasi yang baru. Pekerja diharapkan mampu menyelesaikannya sediri.

Sebagai contoh, satu pekerja sekaligus memasang penutup untuk drum sensitif cahaya yang sedang mereka rakitkan ke dalam mesin fotokopi untuk mencegah debu dan cahaya yang merusaknya. Hasilnya, biaya perakitan dapat dipotong setengahnya dan produktivitas dapat ditingkatkan hingga 20%.

Sumber: William J. Holstein. "Canon Takes Aim at Xerox". Fortune. 14 Oktober 2002. Hal: 215-220.

Penanganan Persediaan di Porsche


Pengamat industri telah menghapuskan Porsche dari daftar pembuat mobil independen di awal tahun 1990-an. Penjualan tahun 1992 turun sampai di bawah 15.000 unit, atau hanya seperempat dari prestasi puncak tahun 1986 dan mengalami kerugian hingga $133 juta. Saat itulah Wendelin Wiedeking diangkat sebagai manajer puncak dari perusahaan terkemuka namun bermasalah tersebut.

Wiedeking mempekerjakan dua ahli efisiensi dari Jepang untuk mengatasi permasalahan tradisi Porsche. "Mereka segera dapat mengatasi tumpukan-tumpukan persediaan yang ada di lokasi perusahaan di Stuttgart. Satu orang spesialis menangani proses produksi dengan model roda putar. Pada saat para pekerja perakitan masih terheran-heran, dia melakukan pengamatan dan sampai pada tumpukan-tumpukan bahan baku yang ada di rak-rak".

Mereka melakukan perubahan besar-besaran. Proses perakitan menjadikan konsumsi waktu menurun drastis dari 120 jam menjadi hanya 60 jam untuk model 911 Carrera. Untuk mengembangkan model baru hanya dibutuhkan waktu tiga tahun dari tujuh tahun sebelumnya. Selain itu program pengendalian kualitas telah membantu menurunkan jumlah produk rusak. Hasilnya, penjualan perusahaan terdongkrak menjadi 34.000 unit mobil dengan laba $55 pada tahun terakhir.

Sumber: David Woodruff. "Porsche Is Back - and Then Some". Business Week. 15 September 1997. Hal: 57.

Apa yang Dibutuhkan?


Kontroler Mc Donald's menggambarkan karakteristik yang dibutuhkan oleh sebagian besar akuntan manajemen sebagai berikut:

"Semua telah mengasumsikan bahwa Anda telah mengetahui tugas Akuntan. Anda diharapkan untuk mengetahui implikasi pajak dari sebuah keputusan. Anda harus memahami aliran biaya dan informasi. Anda harus merasa nyaman dengan teknologi dan menjadi ahli dalam peranti lunak bisnis dan akuntansi perusahaan. Anda harus tau segalanya. Anda harus mengetahui apa yang dikerjakan orang di bagian pemasaran, teknik, sumberdaya manusia, dan departemen lainnya. Anda harus memahami bagaimana proses, departemen, dan fungsi bekerja bersama untuk menjalankan bisnis. Anda akan diharapkan untuk menyumbangkan ide pada rapat persiapan, sehingga Anda harus mengetahui gambaran secara keseluruhan, tetap fokus pada hasil akhir dan berpikir strategis".


Sumber: Gary Siegel, James E. Sorensen dan Sandra B. Richtermeyer. "Becoming a Business Partner: Part 2". Strategic Finance. October 2003. Hal. 37-41.

Lebih dari Sekedar Angka


Judy C. Lewent adalah CFO di Merck, sebuah perusahaan farmasi. Dia memimpin 750 orang dan terlibat dalam keputusan strategis perusahaan. Cynthia Beach, wakil presiden riset investasi global Goldman Sachs&Co., dia mengatakan hal berikut ini mengenai Lewent "Menurut pengamatan saya, Merck adalah salah satu perushaan yang dikelola dengan sangat baik, dan Judy adalah tokoh utamanya".

Presiden dan CEO Raymond Gilmartin menambahkan hal berikut ini "Banyak CFO menghabiskan waktunya untuk membuat dan menyajikan data keuangan secara terinci, tepat waktu, dan akurat beserta analisis kepada manajemen puncak. Padahal kita tidak boleh terlalu mengagung-agungkan data tersebut.

Bagi Judy, hal tersebut hanyalah salah satu hal yang sederhana dari berbagai hal yang dia sumbangkan bagi organisasi. Lewent membuat keputusan proyek pengembangan produk yang harus didanai, dan bagaimana merancang struktur waralaba produk, peluang akuisisi dan kesepakatan lisensi".

Sumber: Russ Banham, "Merck Grows Form the Inside Out, Powered by the CFO's Joint Ventures". CFO. October 2000. Hal: 69-70.

Informasi Apa yang Anda Miliki?


Caterpillar masuk kategori terdepan dalam penerapan akuntansi manajemen. Pada saat ditanyai oleh manajer mengenai biaya suatu produk, akuntan di Caterpillar telah dilatih untuk menanyakan "Untuk apakah informasi biaya tersebut?"

Salah satu akuntan manajemen Caterpillar menjelaskan "Kami ingin memastikan bahwa informasi telah diformat secara tepat dan berisi informasi yang sesuai. Apakah Anda membutuhkan biaya variabel, overhead yang dibebankan, ataukah Anda sedang membicarakan biaya opsional? Informasi biaya yang mereka butuhkan sangat tergantung pada jenis keputusan yang akan mereka ambil".

Sumber: Gary SIegel. "Practice Analysis: Adding Value". Strategic Finance, November 2000. Hal: 89-90.

Keputusan Real Time


Cisco System dan Alcoa merupakan perusahaan terkemuka dalam industrinya, dan manajemen akuntansi real time merupakan salah satu kunci sukses mereka. Para manajer di perusahaan ini dapat mengakses ke dalam sistem akuntansi manajemen mereka untuk mendapatkan data terakhir penjualan, margin, pesanan, beban dan data lainnya per daerah, per unit bisnis, per saluran distribusi, per tenaga penjualan, dan seterusnya.

Direktur keuangan (chief financial officer-CFO) Cisco, Larry Carter, mengatakan bahwa dengan tersedianya informasi tersebut "Anda dapat mempersenjatai seluruh tim manajemen dalam pembuatan keputusan".

Richard Kelson, CFO Alcoa, mengatakan "Semakin cepat Anda mendapatkan informasi, akan semakin mudah untuk memperbaiki kesalahan". Sebagai contoh, dengan menggunakan informasi yang terkini, manajer Alcoa mengetahui secara dini penurunan pasar pesawat terbang, dan dengan demikian mereka telah melakukan pergeseran produksi logam sebagai bahan dasar pembuatan pesawat terbang ke produk lain.

John Chamber, direktur utama (chief executive officer-CEO)Cisco mengatakan "Setiap kuartal, manajer lini memperoleh informasi margin dan produk serta mengetahui secara tepat dampak dari setiap keputusan yang dibuat".

Sumber : Thomas A. Stewart. "Making Decision in Real Time". Fortune, 26 Juni 2000. Hal: 332-333.

Pagi yang cerah




Selamat pagi...

Keramaian pagi ini dimulai dengan kumandang azan subuh yang bersahutan dari penjuru kompleks. Diikuti dengan kicauan burung-burung yang mempersiapkan diri mereka menjalani takdir hari ini. Matahari perlahan tapi pasti unjuk gigi atas kuasanya di bumi.

Pagi ini, seperti biasanya.
Matahari mengambil tugasnya Menyinari bumi, menerangkan alam dan mencerahkan hati.
Burung-burung dan hewan lainnya sibuk mencari makanan untuk mengenyangkan perut mereka.Anak-anak sekolah, penjaja makanan, sopir angkot, petugas kebersihan, penjaja koran, pegawai, mahasiswa, pengangguran, dan semua isi bumi mulai menggeliatkan tanda-tanda kehidupan.

Alam.. seperti biasanya, rutin, tak kenal lelah, tak kenal capek, tak kenal unjuk rasa. Komitmen alam sangat tinggi. Tanpa mereka tak ada pagi yang cerah, tak ada kegembiraan daun-daun yang membutuhkan cahaya untuk memasak makanannya, tak ada keceriaan anak-anak berangkat sekolah, tak ada senyum tukang koran, tak kan ada keindahan.

Masih mengantuk, lelah yang tak terhingga, berjuang menuju kamar mandi..
uuggkkkhh... BERHASIL. aku bangun, aku hidup, kuselesaikan hari, kubereskan jadwal, kuikuti komitmen alam.
ayo matahari temani aku...!!!

Hatiku separuh pulih dari kesuramannya, tapi mentari berhasil menghapus kelabunya.
Hatiku mulai cerah, sehangat mentari, seindah pagi..
semerdu nyanyian burung gereja yang membangun istananya di pohon palm samping kamarku.

Tak ada waktu untuk bersedih, tak ada tempat untuk mengeluh, tak cukup energi untuk berkeluh kesah.. Aku adalah bagaimana kuselesaikan hari ini.

TETAP SEMANGAT...
JUST DO IT..

Loyalitas Konyol...


Hari ini benar-benar menyebalkan... sangat-sangat menyebalkan.

Akhirnya kesabaran itu habis sudah, tak bisa lagi kutahan kemarahanku, tak bisa lagi kusembunyikan ledakan emosional itu. Biarlah, perduli setan dengan semua image, harga diri, sopan santun dan segala simbol-simbol kemunafikan lainnya..

Aku sudah muak...
Pada segala manipulasi, akal bulus dan senyuman palsu lainnya.
Pada segala basa basi yang tak penting.
seperti Kalian.... Gak penting, Gak ngaruh, kalian memuakkan...!!!

Kutuntaskan kemarahanku, kulepaskan atom-atom yang selama ini mengkristal.
Aku benci,Aku muak.....
Nikmatilah hidangan basi itu, nikmatilah kesuraman itu, ributkanlah hal-hal yang gak penting itu.. sampai kalian puas dan muntah.
Berharaplah pada kesepian, berTuhanlah pada kemunafikan, pupuk sesubur-suburnya iri hati dan dengki, biar tumbuh pohon besar pohon malapetaka yang rindang menaungi hati-hati yang busuk. Teruskanlah... teruskanlah.. jagalah dinasti kalian dengan baik, peliharalah.
Dan Jangan harap kegemilangan itu akan datang..

Hancurkan saja aku, biarkan menjadi puing-puing,
Lumatkan, biar menjadi debu agar aku bisa terbang terbawa angin,
menjauh dari kalian, dan menemukan tempat terbaik untuk menyusun puing-puing dan membangunnya menjadi menara yang tinggi.

Terima kasih atas segala pembelajaran terpahit, terima kasih atas segala pengalaman terburuk. Jauh sudah perjalanan hati untuk bersabar..
Kini tanda persimpangan telah terlihat, biarkan aku menujunya,
Beri aku jalan, beri aku selamat tinggal.

Jangan harapkan kembali hati yang tlah tersakiti...Aku berada di tempat yang salah, dengan orang-orang yang salah, dengan kehidupan yang salah.


hikcs...hicks....hicks....

CORE COMPETENCY


Puluhan ribu buruh di sejumlah daerah di Indonesia dirumahkan atau mengalami proses pemutusan hubungan kerja (PHK, menyusul krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan beberapa negara importir lain. Pesanan barang ekspor dari negara-negara tersebut menurun drastis, sehingga perusahaan yang menghasilkan produk ekspor, terpaksa merumahkan, bahkan mem-PHK karyawannya.

PHK bagi sebagian besar orang adalah sebuah momok yang menakutkan. Tuntutan kebutuhan hidup yang sangat tinggi membuat seorang kepala keluarga atau yang menjadi tulang punggung merasa depresi. Banyak diantara mereka yang mengalami kemunduran baik dalam ekonomi maupun status sosial. Gaya hidup yang selama ini dijalani terpaksa harus di ubah. Serta berbagai kesulitan-kesulitan lain yang tiba-tiba muncul menjadi persoalan berat.

Sebuah dialog televisi mengangkat tema "PHK dan Fenomenanya" inti dari dialog itu adalah bagaimana mentransformasi sebuah musibah PHK menjadi peluang. Ketika PHK itu datang, Banyak diantara kita yang hanya mengkonsentrasikan diri pada akibat-akibat negatif dari PHK. Namun tanpa kita sadari, ternyata banyak hal positif yang terlewat dari perhatian kita yang idealnya patut kita syukuri. Beberapa keuntungan (jika boleh dianggap keuntungan) dari PHK tersebut antara lain adalah:
1) Kita memiliki lebih banyak waktu luang yang dapat kita gunakan untuk keluarga, untuk membaca atau untuk menyalurkan hobi yang selama ini tidak sempat kita lakukan.
2) Dengan PHK kita terbebas dari segala sesuatu yang mungkin selama ini tidak kita sukai tetapi dengan terpaksa harus kita jalani, misalnya kita tidak suka dengan pekerjaan kita atau dengan atasan maupun dengan lingkungan kerja.
3) Kebebasan yang kita miliki dapat memberi kesempatan untuk kita melakukan sesuatu yang sangat kita sukai sekaligus mendatangkan keuntungan financial.
4) dan lain-lain.

Banyak diantara mereka yang mampu menciptakan peluang dari datangnya PHK mencapai sukses yang lebih tinggi. kemunduran ekonomi justru menjadi pemicu bagi mereka untuk membangun usaha sendiri. Tanpa disadari ternyata muncul jiwa enterpreneur yang selama ini tenggelam karena telah merasa nyaman dengan menjadi buruh. Perubahan pola pikirlah yang membuat seseorang mampu melakukan sesuatu yang selama ini kelihatannya mustahil. Pola pikir memberikan energi yang luar biasa, yang mampu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada pada tujuan yang telah ditetapkan. Tentu saja diiringi dengan komitmen dan motivasi yang tinggi.

Pada sesi dialog tersebut juga dicontohkan bagaimana sebuah pikiran mengarahkan gerakan tanpa sadar dengan sendirinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita akan bisa ketika kita berfikir bahwa kita bisa. Di ilustrasikan dengan seseorang yang memegang sebuah pendulum, pendulum tersebut berada pada posisi bebas, dan kita bisa menggerakkan arah pendulum itu hanya melalui pikiran. Berhasil..!! tanpa menggerakkan tangan, host yang menjadi model mampu menggerakkan pendulum ke arah manapun sesuai dengan apa yg dipikirkannya. Begitu pula dengan hal nya pikiran kita akan mampu menentukan arah hidup kemana yang akan kita tuju.

Dengan PHK kita diharapkan mampu mengelola pikiran, mengarahkan ke arah mana yang kita inginkan. Selama ini tanpa disadari mungkin seseorang berbakat menjadi penulis, tapi karena pekerjaan yang menyita waktu maka jadilah dia hanya seorang buruh. Atau mungkin dia berbakat jadi seorang pengusaha, tapi karena terlena dengan kemapanan gaji maka jiwa enterpreneurnya menjadi lenyap.

Mudah-mudahan rekan-rekan yang saat ini terkena PHK dapat mengubah keadaan ini menjadi peluang yang justru membuahkan kesuksesan. Dengan menemukan core competency seseorang maka dapat menciptakan bisnis yang hebat, pekerjaan yang disukai juga finansial yang memadai... semoga.

SEDEKAH VS PEMILU


Selasa pagi 04.30 - 05.30 di salah satu tv swasta, ada acara tausyiah dari ustad Yusuf Mansyur, yang diangkat seperti biasa topik "SEDEKAH". Kali ini beliau membahas fenomena sedekah dikaitkan dengan utang. Bagaimana sedekah dapat membawa seseorang menemukan jalan untuk melunasi utang-utangnya. Intinya, jangan takut sedekah, karena sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita tapi justru mengembalikannya dengan jumlah yang berlipat-lipat.
hhmmm.... sangat menarik. Tapi yang pasti luruskan niatnya dulu ya...

Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat.
Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.

Menurut ustad muda ini, dengan berpedoman pada Al-Qur'an, maka kita bisa membuat "hitung-hitungan" matematika, yang disebutnya sebagai MATEMATIKA DASAR SEDEKAH.
Dia memberikan ilustrasinya bahwa 10 - 1 bukan 9 tetapi 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
10 - 2 = 28 ; 10 - 3 = 37 ; 10 - 4 = 46 ; 10 - 5 = 55 ; 10 - 6 = 64 ; 10 - 7 = 73 ;
10 - 8 = 82 ; 10 - 9 = 91 ; 10 - 10 = 100

Begitu juga dengan konsep hutang, Beliau mengilustrasikan bahwa ketika seseorang memiliki hutang sebesar 100 juta maka dia sebaiknya sedekah sebanyak 10 juta untuk memancing jalan membayar hutangnya. Jika tidak mampu sepuluh juta maka sedekahlah 1 juta untuk memancing yang 10 juta tadi, jika tidak mampu juga, maka sedekahlah 100 ribu saja.
hhmm.. kalau dipikir-pikir bagaimana jalannya ya, kok bisa???

Tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil, dalam dunia barat pun, yang notabene sangat berbeda pandangan dengan Islam, mereka pun menyepakati hal itu. Dalam buku "Secret" dijelaskan bahwa jika seseorang fokus pada sesuatu dan benar-benar menginginkannya maka seluruh energi didunia ini akan mendukung dan memberikan jalan untuk mencapai apa yang kita inginkan.

btw, klo Indonesia mau terbebas dari hutang luar negeri pun, bisa juga kita pake konsep sedekah ya..he..he.. (mudah2an ada orang pemerintahan yang nonton acara itu)

ngomong-ngomong soal politik,
Sekarang nih lagi rame-ramenya pemilu, tanggal 9 kemaren rakyat Indonesia menggunakan haknya untuk mencontreng caleg. Meskipun hasil pemilu rada kisruh tapi ya syukurlah udah selesai. Tadi malem malah ada debat di TVone membuka wacana gimana klo pemilu di ulang... wah gila apa??). Pemborosan besar2an tuh, mending duitnya di sedekahin aja, gimana??

Jam 05.30 acara Ustad Yusuf Mansyur selesai, ah.. masih pagi, sambil sarapan nonton berita dulu nih.
Pagi ini kabar datang dari para caleg yang kecewa, ada caleg ibu muda yang bunuh diri gara2 kalah pemilu, si ibu malu dan stress karena sudah mengucurkan dana lebih dari 200 juta. Ada juga 7 caleg yang masuk UGD karena serangan jantung. Banyak kader-kader partai yang ribut ke KPU dan lain-lain.

Yang lucu lagi, ada caleg yang mengambil kembali televisi yang sudah disumbangkan. waduuuh.. bener-bener keterlaluan ya.

Nah temen-temen, gimana gak pusing tuh..
Seandainya saja uang itu untuk sedekah, seandainya saja tv itu ikhlas disumbangkan, andai saja para caleg sudah mempersiapkan mentalnya dengan baik maka mustahil hal-hal memalukan itu terjadi.
Penghamburan uang dan harta yang tidak ada gunanya, boro-boro diganti Allah berlipat-lipat, justru malu dan kerugian yang bertubi-tubi datang akibat obsesi berlebihan dan strategi yang salah.

ooohhh.. caleg ku sayang... caleg ku malang....